Thursday, June 30, 2011

Tiada Cinta Yang Kekal Selain Allah dan Rasulullah

Assalamualaikum...Amacam tajuk kali ni?? bunyi cm best je kan....hehehe.. Ni sedikit huraian.. Harap bermanfaat dari hamba yang selalu melakukan dosa. Katakanlah, “Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuwatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (TQS. at-Taubah [9] : 24).

Ibnu ‘Arafah berkata, “Cinta menurut istilah orang Arab adalah menghendaki sesuatu untuk meraihnya.” Al-Baidhawi mentafsirkan cinta sebagai keinginan untuk taat. Al-Zujaj menyatakan bahwa cinta manusia kepada allah dan Rasul-Nya adalah mentaati keduanya dan redha terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Imam Ibnul Qayyim dalam bukunya, al-jawab al-kafi liman sa’ala ‘an ad-dawa’ As-Syafie menjelaskan, “Cinta itu merupakan sendi kehidupan hati dan makanan pokok jiwa. Hati tidak akan dapat merasakan kelazatan, kenikmatan, kebahagiaan, dan kehidupan tanpa cinta di dalamnya. Apabila hati telah kehilangan cinta, maka penderitaannya rasa lebih sakit daripada derita yang dialami oleh mata di kala ia kehilangan cahayanya, dan hidung di kala ia kehilangan penciumannya, serta lisan di kala kehilangan suaranya. Bahkan hati, ketika di dalamnya hampa akan cinta terhadap Sang Penciptanya, sakitnya akan lebih dahsyat dari rosaknya tubuh kerana sakit jiwa. Perkara ini sulit dipercaya kebenarannya, kecuali bagi orang yang hidup hatinya.”

Ingatlah selalu sabda Rasulullah SAW: “Seseorang itu akan dihimpunkan bersama dengan orang yang dicintainya.” Imam Nawawi telah meriwayatkan dalam Syarah Muslim tentang erti cinta kepada Rasulullah SAW dari Abu Salamah al-Khaththaby. Dalam Syarah itu dikatakan, ”…Engkau tidak dikatakan benar-benar mencintaiku hingga dirimu binasa dalam taat kepadaku, dan engkau lebih mementingkan redhaku daripada hawa nafsumu, meskipun engkau binasa kerananya.”


Bagaimana mungkin seseorang boleh mengakui bahawa dirinya mencintai Allah dan Rasul-Nya, padahal dia mengerjakan hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah, tuntutan, dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya?
Bagaimana seseorang mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya, sementara kehidupannya justeru diisi dengan aktiviti-aktiviti yang bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-Nya? Atau bahkan menentang dan mempertikaikannya?

Pengalaman aku sendiri yang mana merasa cinta manusia adalah keagungan, walaupun perkataan 2 tak keluar dari mulut, hanya melalui hati. Tapi apabila orang yang kita cintai pergi meninggalkan kita dengan sengaja, adakah tamat hayat kita disitu?tidak,..kita masih ada Allah dan kekasih sejati Rasulullah SAW. Ingat ni,..jodoh ajal maut semua ditangan Allah..."hasbunallahu wani'mal wakiil"..cukuplah Allah sebagai penolong bagiku....Wallahu A'lam

P/S : sudah tidak percaya kepada suatu jantina...

1 comment: